Mau Naik KRL? Perhatikan Hal - Hal Berikut Ini
Hallo sobat kang Ibra, udah lama nih aku gak pernah lagi
buat postingan di blog ini. Sebenarnya pengen banget buat artikel rutin buat
blog ku ini. Tapi ya karena adanya kesibukan lain, jadinya jarang sekali ada
waktu untuk buat artikel di mari.
![]() |
Suasana di Stasiun |
Oiya, dalam artikel ini aku mau share tentang rutinitas
harian tiap pagi dan sore hari, apakah itu?? Adalah rutinitasku naik KRL /
commuter line / kereta listrik, mungkin diantara sobat sudah banyak yang tau
dan bahkan sering juga naik moda transportasi. Silahkan tambahkan pendapat
kalian di kolom komentar.
Pada postingan sebelumnya aku juga pernah menuliskan blog
tentang KRL ini. (Baca juga di : KRL,Moda Transportasi Massa Pavoritnku)
Tau kan sobat, kereta api itu banyak sekali gerbongnya,
bahkan dalam satu rangakaian bisa memuat 8 – 12 gerbong, banyak sekali bukan?
Bayangin dalam satu gerbong aja bisa memuat puluhan mungkin saja ratusan
penumpang. Berapa banyak muatan yang bisa diangkut dalam sekali perjalanan.
Sehari ada berapa keberangkatan KRL yang mengantarkan penumpang ketujuannya
masing-masing?
Di atas aku bilang bahkan sampai ratusan. Apaa?? Ratusan??
Kalo gak perncaya coba deh sobat sekali-kali naik KRL pas jam sibuk (berangkat
kerja dan pulang kerja), pasti percaya deh omongan aku kalau satu gerbong bisa
memuat ratusan penumpang, habis itu gerbong sama sekali gak ada ruang tersisa
bahkan untuk menginjakkan kaki aja susah.
Perjuangan kami para ANKER (anak kereta – panggilan bagi
pengguna KRL ini) atau ROKER (rombongan kereta) sangat perlu diberika apresiasi,
para anker/ roker harus memiliki beberapa persyaratan kalau mau bertahan
sebagai anker
1.
Harus memiliki fisik yang kuat
Bayangkan saja, pagi – pagi kami harus bersiap dari rumah untuk memulai
aktifitas bekerja dari rumah masing-masing ke stasiun terdekat. Contoh kasusku
ini berangkat dari stasiun bogor ke jakarta setiap hari. Sampai stasiun kami
harus mencari gerbong dan posisi yang lumayan nyaman, kalau bisa cari tempat
duduk (kalau bisa ya) karena selama ini saya bisa di hitung naik kereta duduk.
Dalam dua tahun mungkin 5 kali aku duduk di kereta haha. Ga percaya?
Ada tips sedikit nih, jika sobat pengen duduk didalam KRL, sobat bisa
datang jauh lebih awal dari jadwal pemberangkatan KRL nya. Misal KRL berangkat
jam 6 pagi, sobat harus datang ke stasiun jam 5 pagi ;-D, itu pun masih mungkin
bisa gak dapat, kalian masih harus berjuang mendapatkan kursi dengan cara
berebutan sama penumpang lainnya. Terkadang dalam usaha tersebut harus berani
bermain fisik, senggol senggolan dan kadang maen sikut. Pokoknya udah kaya lagi
maen bola deh. Kalau gak dapet tempat duduk, ya wess akhirnya kita harus
berdiri sampai stasiun tujuan.
Selanjutnya, ketika sobat naek KRL dalam kondisi penuh sesak, misal
kondisi jam pulang kantor. Contoh kasus lagi, aku naek KRL kalau jam pulang
dari stasiun manggarai, kebayang nggak kalau st. Manggarai adalah stasiun
transit, disitu adalah muara dari segala jurusan KRL menumpuk disana. Para
penumpang tumpah ruah disana, dan kami semua sangat ingin segera pulang. Coba
bayangkan semua penumpah memiliki keinginan yang sama itu.
Celah sekecil apapun dalam KRL kami berusaha untuk bisa menembusnya,
begitulah kira-kira gambaran kecilnya.
Belum lagi kondisi dalam KRL yang penuh sesak, terkadang untuk
menancapkan kaki saja tidak bisa. Itu harus penuh perjuangan, ketika kita udah
bisa menapakkan kaki di KRL lalu kaki kita sedikit aja di angkat, maka jangan
harap kaki sobat bisa mendarat di posisi semula kembali. Ini nyata lho.. Haha
Jadi tidak berlebihan, jika rombongan anker itu harus memiliki fisik yang
kuat karena gambaran tersebut. Dan pastinya, para anker ini sudah terlatih
dengan ini sehingga secara alamiah para anker ini memiliki fisik yang kuat-kuat
2.
Harus memiliki mental yang kuat juga.
Setelah diatas dijabarkan panjang dan lebar mengenai pentingnya fisik
yang kuat untuk menghadapi rutinitas perjalanan dengan KRL, maka salah satu
syarat untuk bisa beradaptasi menjadi anker adalah harus memiliki mental yang
kuat juga.
Bayangkan saja, kita berada diantara banyak para penumpang, yang sama-sama
buru-buru ingin masuk kereta karena dikejar waktu. Masuk harus
berdesak-desakan, kadang tersenggol, kadang terinjak, kadang mengendus bau gak
sedap haha.. Jadi benar- benar kita harus mengalokasikan lebih banyak kesabaran,
dan tentunya dalam gerbong kita harus saling toleransi dengan penumpang
lainnya.. Hehe
Kadang
ada orang yang tidak sabaran, sering kejadian
di dalam gerbong marah – marah dengan berbagai alasan, misalnya
terdorong penumpang lain, yang sebenarnya itu adalah hal yang angat lumrah
terjadi di KRL. Makanya aku bilang, kita harus banyak sabar dan tolernasi,
kalau tidak maka akan kejadian lah orang marah- marah seperti itu.
![]() |
Suasana di dalam gerbong |
Sebenarnya masih banyak lagi syarat-sayara seseorang untuk
menjadi anker, ini adalah hanya sebatas pendapat pribadi dan pengalaman saja. Mungkin
sobat-sobat anker yang lainnya mau menambahkan. Monggo..